Sabtu, 17 Desember 2011

Tentang Sholat Malam

  1. Sholat sunnah yang dilaksanakan di waktu malam hari, memiliki sejumlah nama. Ia bisa disebut qiyamul lail sesuai dengan pelaksanaan waktunya malam hari, sholat tahajjud kalau dilaksanakan setelah tidur dahulu, karena kata tahajjud dalam bahasa Arab berarti bergadang, atau sholat witir karena jumlah rakaatnya ganjil. Sedangkan shalat malam khusus di bulan Ramadhan disebut dengan shalat tarawih. Waktunya setelah shalat Isya` sebelum tidur.

    Meskipun sholat malam boleh dilaksanakan sebelum tidur –setelah pelaksanan sholat Isya-, akan tetapi waktu yang paling utama untuk melaksanakan sholat malam atau tahajjud ini adalah sepertiga malam terakhir atau menjelang fajar. Hal tersebut berdasrakan sejumlah hadit, antara lain :

    Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Rabb kita akan turun setiap malam ke langit dunia ketika sepertiga malam terakhir. Dia pun berfirman, "Barang siapa yang berdo’a pada-Ku, Aku akan mengabulkannya. Barang siapa yang minta pada-Ku, Aku akan memberinya dan barangsiapa yang memohon ampunan pada-Ku, Aku akan mengampuninya.” (HR. Bukhori 1145, Muslim 758)

    Dari Abu Hurairoh RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Kalaulah tidak memberatkan umatku, aku akan memerintahkan mereka untuk bersiwak (menggosok gigi) setiap kali wudhu dan aku akan mengakhirkan sholat Isya sampai sepertiga malam atau setengahnya. Dan apabila telah berlalu sepertiga malam atu setengahnya. Alloh SWT turun ke langit dunia, Dia pun berfirman, "Barang siapa yang berdo’a pada-Ku, Aku akan mengabulkannya. Barang siapa yang minta pada-Ku, Aku akan memberinya dan barangsiap yang memohon ampunan pada-Ku, Aku akan mengampuninya. Adakah orang yang bertaubat sehingga pasti Aku menerima taubatnya." (HR Ahmad)

    Dari Abdulloh bin Amr berkata, Rasulullah SAW berkata padaku, "Shaum yang paling dicintai oleh Alloh adalah shaum Daud, beliau shaum satu hari dan berbuka tiga hari. Dan sholat yang paling disenangi oleh Alloh adalah sholat Daud, beliau tidur sepertengah malam dan sholat sepertiganya dan tidur seperenamnya." (HR Bukhori 3420 Muslim 1159)

    Dari Al-Aswad ia berkata: Aku bertanya kepada Aisyah RA, "Bagaimana sholat Nabi SAW di waktu malam?" Aisyah berkata, "Beliau biasa tidur di awal malam dan bangun di akhir malam kemudian beliau sholat, kemudian beliau kembali ke tempat tidurnya. Apabila adzan telah berkumandang beliau bangkit. Jika beliau junub, beliau mandi jika tida beliau hanya berwudhu." (HR Bukhori 1146)

  2. Jumlah Rakaat Shalat Malam

    Ada sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang menerangkan tentang jumlah bilangan rakaat shalat malam nabi.

    Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menambah di dalam ramadhan dan di luar Ramadhan dari 11 rakaat. (HR Al-Bukhari)
  3. Adab Shalat Tahajjud

    1. Ketika akan tidur pada malam hari berniat terlebih dahulu untuk melakukan qiyamullail.

      Dari Abi Darda' bahwa Nabi SAW bersabda, "Siapa yang mendatangi tempat tidurnya dan berniat akan bangun malam, namun kantuknya membuatnya tidak bangun hingga pagi hari, dia tetap mendapat pahala sesuai yang diniatkannya. Sedangkan tidurnya itu merupakan sedekah dari Allah kepada hamba-Nya." (HR. An-Nasai dan Ibnu Majah).
    2. Ketika bangun malam untuk shalat, hendaknya mengusap wajahnya lalu bersiwak (membersihkan gigi), menengadah ke langit lalu berdoa seuai yang diajarkan oleh Rasulullah SAW:

      Laa ilaha illa anta, subhanaka astaghfiruka li zanbi wa as'aluka rahmataka. Allahumma zidni 'ilman wa la tuzigh qalbi ba'da iz hadaitani, wa habli min ladunka rahmatan, innaka antal wahhab. Alhamdulillahillazi ahyaana ba'da ma amatana wa ilaihinnusyur.
    3. Sebelum mulai shalat lail, hendaknya dimulai dahulu dengan shalat dua rakaat yang ringan. Setelah itu barulah mulai shalat malam yang panjang terserah berapa lamanya.

      Dari Aisyah ra. Bahwa Rasulullah SAW bila shalat malam, beliau membukanya dengan terlebih dahulu shalat dua rakaat yang ringan. (HR. Muslim).

      Dri Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Bila kalian shalat malam, maka hendaknya memulai dengan shalat dua rakaat yang pendek." (HR. Muslim).
    4. Membangunkan juga keluarganya (anak dan istri) untuk ikut shalat malam bersama.

      Dari Abi Hurairah ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Semoga Allah merahmati seorang yang bangun malam dan membangunkan istrinya, bila istrinya menolak, maka dipercikkan air ke wajahnya. Semoga Allah merahmati seorang istri yang bangun malam dan membangunkan suaminya, bila suaminya menolak, maka dipercikkan air ke wajahnya." (HR. Abu Daud, An-Nasai, Ibnu Majah dan Ahmad).
Wallahu A'lam Bish-shawab

Ahmad Sarwat, Lc.

0 komentar:

Posting Komentar

About Administrator

Foto Saya
Hafizh Tandiyanto Putra
Semoga apa yang saya postkan disini dapat bermanfaat bagi para blogger sekalian.
Lihat profil lengkapku

Silaturrahim Today

Reader Community