"Tolong katakan, jika menyingkirkan gangguan dari jalan merupakan bagian iman, bagaimana mungkin Islam memerintahkan pemeluknya untuk mengganggu orang lain, melakukan teror, pembunuhan, pengrusakan dan peledakan?"
Dikutip dari majalah As-sunnah
Tanggung jawab kita sebagai seorang muslim yang berdomisili di negeri bermayoritas non muslim saya rasa berbeda kadarnya dengan teman-teman kita di tanah air. Rasanya ingin sekali meluruskan beberapa persepsi-persepsi yang salah baik yang dimiliki oleh born muslim, maupun oleh non muslim tentang agama ini. Sayangnya saya tidak selalu punya kemampuan untuk itu.
Islam sangat sempurna. Sungguh!
Belum percaya? Masa?
Ayo kenalan dulu jika begitu....
Ustadz bilang, jika ada keraguan tentang agama ini, tanyakanlah pada ulama yang benar-benar paham dan kompeten. Don’t doubt Islam, but doubt your knowledge. Islam adalah the way of life yang sangat sempurna. Tapi tidak demikian halnya dengan orang-orangnya. Apa yang dilakukan oleh seorang muslim, tidak berarti demikianlah yang diajarkan dalam Islam. Apa yang berbau arab, tidak menjamin bahwa itu tuntutan agama Islam. Jika ada yang merusak tempat-tempat umum atas nama Islam, justru kita harus mempertanyakan lagi tentang pemahamannya. Kecuali orang-orang yang berjuang mempertahankan keutuhan bangsa dan negerinya. Itu lain persoalan.
Bahkan Rasululllah, sosok paling mulia ini, masih menjalin silaturahmi dengan orang yang setiap hari melempari beliau dengan kotoran. Sungguh! Islam tidak pernah mengajarkan pemeluknya untuk men-dzalimi orang lain di sekitarnya.
Kehadiran kita di tengah-tengah masyarakat non muslim, bukanlah untuk mengislamkan orang-orang di sekitar kita, menyuruh mereka masuk Islam dan keluar dari agamanya. Sama sekali tidak. Tapi kewajiban kita adalah untuk ber 'akhlakul kharimah', berakhlak mulia, merepresentasikan nilai-nilai Islam dalam segala aspek kehidupan kita. Bahkan jika ada saudara kita yang beralih agama dari Islam, kewajiban kita adalah meluruskan kembali hal-hal yang telah ia salah pahami tentang dien ini, bukan memaksanya kembali ke Islam. Itu dilakukan atas dasar cinta padanya karena Allah semata.
Lalu tunggu apalagi? Mari masuki Islam secara kaffah mulai hari ini. Kita tunjukkan indahnya Islam kepada lingkungan kita.
Islam sangat indah. Sungguh!
Belum percaya?
Mari belajar bersama-sama....
Salah satu fenomena yang sangat mengkhawatirkan dalam waktu dekat ini adalah Valentine's Day. Saya tidak akan membahas tentang bid'ah dalam perayaan ini, ataupun tentang asal usul budaya ini. Kejelasannya mutlak dan hukumnya jelas. Haram! Referensi tentang hal ini dari kacamata Islam bertebaran banyak sekali di internet.
Telah diriwayatkan secara pasti dari Nabi Shallallahu 'alaihi Wa Sallam, bahwa beliau bersabda. "Barangsiapa menyerupai suatu kaum, berarti ia termasuk golongan mereka".
Valentine's day termasuk jenis yang disebutkan tadi, maka seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir tidak boleh melakukannya, mengakuinya atau ikut mengucapkan selamat, bahkan seharusnya meninggalkannya dan menjauhinya sebagai sikap taat terhadap Allah dan Rasul-Nya serta untuk menjauhi sebab-sebab yang bisa menimbulkan kemurkaan Allah dan siksa-Nya. Lain dari itu, diharamkan atas setiap muslim untuk membantu penyelenggaraan hari raya tersebut dan hari raya lainnya yang diharamkan, baik itu berupa makanan, minuman, penjualan, pembelian, produk, hadiah, surat, iklan dan sebagainya, karena semua ini termasuk tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan serta maksiat terhadap Allah dan Rasul-Nya. Sementara Allah Swt telah berfirman, "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya." [Al-Maidah: 2]
Saya hanya menyayangkan bahwa kita sebagai muslim mungkin lupa bahwa Islam sesungguhnya punya konsep yang jauh lebih indah tentang yang namanya "kasih sayang". Yaitu kehadiran kita di dunia ini sebagai Rahmatan Lil 'Alamin. Rahmat untuk seluruh alam. Subhanallah, indah sekali. Tidak ada hubungannya dengan tanggal-tanggal tertentu.
"Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian, sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (Dari kitab shahih Muslim, yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik)
"Apabila seseorang mencintai saudaranya, maka hendaklah ia mengatakan rasa cintanya kepadanya" (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi)
Pengekspresiannya pun tidak terbatas untuk sosok tertentu, apalagi yang jelas-jelas bukan muhrimnya. Sifatnya luas. Untuk seluruh alam. Seluruh mahkluk. Kapan saja. Di mana saja. Tidak terbataskan oleh simbol-simbol hadiah. Cintanya melangit. Disukai Allah dan dipuji oleh manusia-manusia langit. Halal. Syar'i. Tidak terbungkus oleh pembenaran-pembenaran duniawi. Cinta yang tidak akan pernah berbuah kecewa. Patah hati, sebab sumbernya manusia yang banyak lupa. Karena mimbarnya adalah cahaya ilahi dan sifatnya abadi. Subhanallah. Adakah konsep yang lebih indah dari ini? Katakan, adakah konsep yang lebih indah dari ini?
Tanggung jawab kita sebagai seorang muslim yang berdomisili di negeri bermayoritas non muslim saya rasa berbeda kadarnya dengan teman-teman kita di tanah air. Rasanya ingin sekali meluruskan beberapa persepsi-persepsi yang salah baik yang dimiliki oleh born muslim, maupun oleh non muslim tentang agama ini. Sayangnya saya tidak selalu punya kemampuan untuk itu.
Islam sangat sempurna. Sungguh!
Belum percaya? Masa?
Ayo kenalan dulu jika begitu....
Ustadz bilang, jika ada keraguan tentang agama ini, tanyakanlah pada ulama yang benar-benar paham dan kompeten. Don’t doubt Islam, but doubt your knowledge. Islam adalah the way of life yang sangat sempurna. Tapi tidak demikian halnya dengan orang-orangnya. Apa yang dilakukan oleh seorang muslim, tidak berarti demikianlah yang diajarkan dalam Islam. Apa yang berbau arab, tidak menjamin bahwa itu tuntutan agama Islam. Jika ada yang merusak tempat-tempat umum atas nama Islam, justru kita harus mempertanyakan lagi tentang pemahamannya. Kecuali orang-orang yang berjuang mempertahankan keutuhan bangsa dan negerinya. Itu lain persoalan.
Bahkan Rasululllah, sosok paling mulia ini, masih menjalin silaturahmi dengan orang yang setiap hari melempari beliau dengan kotoran. Sungguh! Islam tidak pernah mengajarkan pemeluknya untuk men-dzalimi orang lain di sekitarnya.
Kehadiran kita di tengah-tengah masyarakat non muslim, bukanlah untuk mengislamkan orang-orang di sekitar kita, menyuruh mereka masuk Islam dan keluar dari agamanya. Sama sekali tidak. Tapi kewajiban kita adalah untuk ber 'akhlakul kharimah', berakhlak mulia, merepresentasikan nilai-nilai Islam dalam segala aspek kehidupan kita. Bahkan jika ada saudara kita yang beralih agama dari Islam, kewajiban kita adalah meluruskan kembali hal-hal yang telah ia salah pahami tentang dien ini, bukan memaksanya kembali ke Islam. Itu dilakukan atas dasar cinta padanya karena Allah semata.
Lalu tunggu apalagi? Mari masuki Islam secara kaffah mulai hari ini. Kita tunjukkan indahnya Islam kepada lingkungan kita.
Islam sangat indah. Sungguh!
Belum percaya?
Mari belajar bersama-sama....
Salah satu fenomena yang sangat mengkhawatirkan dalam waktu dekat ini adalah Valentine's Day. Saya tidak akan membahas tentang bid'ah dalam perayaan ini, ataupun tentang asal usul budaya ini. Kejelasannya mutlak dan hukumnya jelas. Haram! Referensi tentang hal ini dari kacamata Islam bertebaran banyak sekali di internet.
Telah diriwayatkan secara pasti dari Nabi Shallallahu 'alaihi Wa Sallam, bahwa beliau bersabda. "Barangsiapa menyerupai suatu kaum, berarti ia termasuk golongan mereka".
Valentine's day termasuk jenis yang disebutkan tadi, maka seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir tidak boleh melakukannya, mengakuinya atau ikut mengucapkan selamat, bahkan seharusnya meninggalkannya dan menjauhinya sebagai sikap taat terhadap Allah dan Rasul-Nya serta untuk menjauhi sebab-sebab yang bisa menimbulkan kemurkaan Allah dan siksa-Nya. Lain dari itu, diharamkan atas setiap muslim untuk membantu penyelenggaraan hari raya tersebut dan hari raya lainnya yang diharamkan, baik itu berupa makanan, minuman, penjualan, pembelian, produk, hadiah, surat, iklan dan sebagainya, karena semua ini termasuk tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan serta maksiat terhadap Allah dan Rasul-Nya. Sementara Allah Swt telah berfirman, "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya." [Al-Maidah: 2]
Saya hanya menyayangkan bahwa kita sebagai muslim mungkin lupa bahwa Islam sesungguhnya punya konsep yang jauh lebih indah tentang yang namanya "kasih sayang". Yaitu kehadiran kita di dunia ini sebagai Rahmatan Lil 'Alamin. Rahmat untuk seluruh alam. Subhanallah, indah sekali. Tidak ada hubungannya dengan tanggal-tanggal tertentu.
"Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian, sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (Dari kitab shahih Muslim, yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik)
"Apabila seseorang mencintai saudaranya, maka hendaklah ia mengatakan rasa cintanya kepadanya" (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi)
Pengekspresiannya pun tidak terbatas untuk sosok tertentu, apalagi yang jelas-jelas bukan muhrimnya. Sifatnya luas. Untuk seluruh alam. Seluruh mahkluk. Kapan saja. Di mana saja. Tidak terbataskan oleh simbol-simbol hadiah. Cintanya melangit. Disukai Allah dan dipuji oleh manusia-manusia langit. Halal. Syar'i. Tidak terbungkus oleh pembenaran-pembenaran duniawi. Cinta yang tidak akan pernah berbuah kecewa. Patah hati, sebab sumbernya manusia yang banyak lupa. Karena mimbarnya adalah cahaya ilahi dan sifatnya abadi. Subhanallah. Adakah konsep yang lebih indah dari ini? Katakan, adakah konsep yang lebih indah dari ini?
Era Muslim
Posting Komentar